Minggu, 23 Desember 2012

Kebiasaan di Kampung



Kebiasaan dalam masyarakat di perkotaan sangat berbeda dengan di pedesaan atau di kampung. Hal ini di pengaruhi oleh dinamika sosial dan peradaban zaman. Peristiwa yang terjadi di kampung juga berbeda.
Sekarang marilah kita lihat beberapa kejadian yang terjadi di kampung. Kejadian-kejadian tersebut ada yang negative, da nada juga yang positif.
A.      Kejadian Negatif
  1. Perang Mulut” Antar Tetangga
Perang mulut antar tetangga sering sekali kita temukan dalam kampung. Biasanya mereka berselisih karena beberapa hal sepele, seperti anak-anak mereka berantem. Atau bisa juga karena permasalahan sampah dan air got. Perang mulut tidak jarng yang berakibat adu fisik  yang menyebabkan korban jiwa.
Perang mulut bisa diatasi apabila pihak-pihak yang bertikai dapat saling memberi pengertian. Para orang tua kampung juag harus membuat keputusan bijak mengenai hal ini.
  1. Gosip
Gosip atau upat juga sering terjadi di kampung. Hal ini biasanya dilakukan oleh ibu-ibu, di tempat perkumpulan yang umum, seperti di kios, sungai atau tempat mencuci pakaian bersama, dan balai-balai tetangga. Tak jarang akibat dari gossip ini mengakibatkan konflik dalam masyarakat, seperti perang mulut dengan tetangga.
Hal ini tentu akan mengakibatkan masalah yang lebih besar jika dibiarkan terus terjadi. Oleh sebab itu diperlukan pencegahan terhadap kebiasaan buruk tersebut. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pengajian, yang khusus membahas tentang bahaya ghibah bagi kita sendiri dan masyarakat. Inisiatif ini dapat dilakukan oleh orang-orang yang peduli dangan hal tersebut, dan juga perangkat kampung. Dan tentunya dengan partisipasi masyarakat.
  1. Pencurian
Pencurian adalah masalah yang sangat serius dalam masyarakat.pencurian ini bisa dilakukan oleh orang luar kampung, dan bisa saja dilakukan oleh orang dalam kampung itu sendiri. Yang kategori kedua ini sangatlah berbahaya, karena penyakit masyarakat sudah terpelihara dalam kampung tersebut.
Kasus pencurian juga ada bermacam-macam, yaitu skala kecil, skala menengah, dan skala besar. Pencurian skala kecil adalah yang kerugian akibat pencurian tersebut tidak terlalu besar, seperti pencurian bunga, pakaian, dan pencurian ayam. Pencurian tingkat menengah adalah pencurian yang mengakibatkan kerugian yang lumayan besar, seperti pencurian alat elektronik, pencurian sepeda, pencurian kambing, dan lain-lain. Pencurian skala besar adalah pencurian yang mengakibatkan kerugian kerugian yang sangat besar, seperti pencurian Uang cash yang banyak, pencurian sepeda motor, pencurian mobil, pencurian sapi, kerbau, dan lain-lain.
Namun, pencurian kecil, pencurian menengah, dan pencurian besar sama-sama tidak bisa dibiarkan. Pencurian kecil yang dibiarkan dapat menyebabkan si pencuri ‘naik pangkat’. Ia akan berubah menjadi pencuri besar. Tentu saja jika hal ini terjadi, maka permasalahan masyarakat akan lebih besar.
Pencegahan pencurian dapat dilakukan sejak dini, yaitu dengan melakukan pembinaan terhadap anak-anak kampung sejak dari kecil. Pembinaan ini jangan hanya dari keluarga, tapi juga dari lingkungan masyarakat.
  1. Terbatas Pengetahuan
Permasalahan pengetahuan sebenarnya pada zaman sekarang sudah sedikit teratasi. Namun masih tetap saja ada orang-orang kampung yang memiliki kemampuan yang terbatas. Hal ini disebabkan oleh pola piker sebagaian masyarakat kampung yang tidak berkembang. Mereka masih terpaku dengan tradisi lama yang terus dipertahankan.
B.  Kejadian Positif
  1. Gotong Royong
Dalam kampung, kebersamaannya masih sangat kuat, sehingga gotong royong merupakan hal yang sering terjadi di kempung. Budaya gotong royong biasanya sering terlihat pada saat orang meninggal, ada pesta, dan juga kegiatan yang membutuhkan kebersamaan lainnya. Gotong royong juga terlihat pada perawatan fasilitas umum, seperti pembangunan meunasah, pembersihan lingkungan meunasah, pembersihan selokan dan pinggir jalan.
Budaya gotong royong bukan tidak mungkin bila terus dipengaruhi oleh globalisasi, dan neokapitalisme, karena masyarakat umumnya sudah mulai melupakan kepentingan bersama, tapi sudah lebih mengutamakan kepentingan pribadi dengan mengabaikan kepentingan umum.
  1. Pengajian
Pengajian sudah menjadi agenda wajib setiap kampung. Hal ini dikarenakan kesadaran masyarakat kampung tentang pentinya peran agama dalam kehidupan, sehingga pemahaman tentang tata cara beragama yang benar harus dipelajari. Oleh karena itu dibuatlah pengajian untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengajian biasanya dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu pengajian untuk anak-anak, pengajian untuk remaja, pengajian orang dewasa, serta pengajian untuk kaum wanita.
Pengajian untuk anak-anak dilakukan dengan tujuan memberikan pemahaman dasar agama kepada anak-anak. Pengajian remaja untuk mengembangkan wawasan para remaja tentang kewajiban-kewajiban mereka sebagai manusia di muka bumi. Pengajian Dewasa dilakukan dengan tujuan ajang penyadaran bagi orang dewasa, serta apa fungsi orang tua dalam masyarakat. Pengajian wanita dengan tujuan membahas hukum-hukum khusus yang menyangkut dengan wanita.

Banyak Negatifnya ya........