- PENGERTIAN
KELANGKAAN
Kelangkaan adalah suatu keadaan saat manusia ingin mengonsumsi
jauh lebih banyak dari apa yang diproduksi atau suatu keadaan saat apa yang
diinginkan manusia jauh lebih banyak dari yang tersedia.
Kelangkaan bukan berarti segalanya sulit diperoleh atau ditemukan.
Kelangkaan juga dapat diartikan alat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan
jumlahnya tidak seimbang dengan kebutuhan yang harus dipenuhi.
Kelangkaan mengandung
dua pengertian :
1.
Alat pemenuhan kebutuhan tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan.
2.
Untuk mendapatkan alat
pemuas kebutuhan memerlukan pengorbanan yang lain.
Masalah kelangkaan selalu dihadapi merupakan masalah bagaimana
seseorang dapat memenuhi kebutuhan yang banyak dan beraneka ragam dengan alat
pemuas yang terbatas.
Kelangkaan kayu untuk
konstruksi adalah sulitnya mendapatkan kayu untuk kebutuhan konstruksi, karena
dipengaruhi oleh beberapa penyebab seperti ketersediaannya terbatas dan
harganya yang sangat mahal.[1]
- PENYEBAB
KELANGKAAN KAYU DI ACEH
Penyebab kelangkaan
kayu di Aceh antara lain:
1. Illegal
Logging (pembalakan liar)
Pembalakan liar atau penebangan liar (illegal logging) adalah
kegiatan penebangan, pengangkutan dan penjualan kayu yang tidak sah atau tidak memiliki izin dari otoritas
setempat.[2]
Dampak pembalakan liar terhadap ketersediaan kayu untuk
konstruksi adalah tidak terdapat lagi pohon yang disiapkan untuk tebang pilih,
karena semua sudah habis di tebang oleh si pelaku pembalakan liar.
2. Meningkatnya
kebutuhan
Kebutuhan
kayu semakin bertambah seiring dengan ledakan penduduk di Aceh. Banyak
perumahan dan gedung di bangun. Tentu hal ini lambat laun menyebabkan alam Aceh
tidak sanggup lagi memproduksi kayu untuk kebutuhan konstruksi.
3. Bencana
Alam
Gempa
bumi dan Tsunami tahun 2004 silam ikut mempengaruhi stok kayu di Aceh. Pada
saat bencana melanda, banyak bangunan yang rusak sehingga proses rehabilitasi
dan rekonstruksinya memerlukan banyak material tambahan.
Bencana
juga menyebabkan daerah potensial yang terlanda mengalami gangguan, sehingga
produksi kayunya menjadi terkurangi.
4. Kebakaran
Hutan
Kebakaran
hutan merupakan salah satu penyebab kelangkaan kayu. Pada saat kebakaran hutan,
banyak bibit-bibit kayu yang mati terbakar, sehingga regenerasi kayu terpotong.
- EFEK KELANGKAAN
KAYU DI ACEH
Kelangkaan
kayu memberikan beberapa efek yang buruk dalam beberapa aspek pekerjaan di
Aceh. Kelangkaan kayu menyebabkan invlasi dalam beberapa usaha yang berhubungan
dengan penggunaan kayu.
Berikut
ini merupakan beberapa efek buruk dari kelangkaan kayu:
1. Terjadinya
Kenaikan Harga
Kenaikan
harga ini disebabkan karena sulitnya mendapatkan pasokan kayu. Dalam
konstruksi, hal ini sangat merugikan karena biasanya penggunaan kayu dalam
konstruksi sangat banyak.
2. Keterbatasan
Kayu
Dengan
terjadinya kelangkaan kayu, maka ketersediaan kayu dalam konstruksi juga
terbatas, sehingga banyak fungsi kayu yang harus digantikan dengan material
lain.
3. Produk
Mengecewakan
Penggantian
material yang seharusnya menggunakan kayu yang digantikan dengan material lain,
maka tentu saja hal ini menyebabkan produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan
keinginan, atau mengecewakan
- CARA
MENGANTISIPASI KELANGKAAN KAYU DI ACEH
Kelangkaan
kayu yang terjadi di Aceh harus segera kita cari cara penanggulangannya.
Berikut ini adalah beberapa solusi dalam menghadapi kelangkaan kayu.
1.
Menggunakan
inovasi pengolahan kayu yang ekonomis
Karya –karya inovasi dalam
pengolahan kayu bisa diterapkan di Aceh untuk menanggulangi kelangkaan kayu.
Berikut ini adalah beberapa inovasi tersebut:
a. Pemanfaatan limbah kayu dan anyaman
bambu betung sebagai bahan baku papan komposit berkualitas tinggi. Keunggulan
inovasinya menghasilkan papan komposit yang ramah lingkungan, dapat menjadi
substitusi kayu lapis dengan kualitas baik dan tahan terhadap serangan rayap,
diversifikasi pemanfaatan bambu bernilai tambah tinggi, serta menghidupkan
ekonomi petani bambu.
b. Membuat gedhek modern. Dengan
inovasi pengolahannya, bambu dapat digunakan sebagai substitusi kayu keras yang
semakin langka. Keunggulan inovasinya menghasilkan produk perekatan bambu
berbentuk papan bambu atau balok bambu yang dikenal sebagai bambu lamina atau
bambu lapis.
c. Bioinduksi : teknologi rekayasa
produksi Gaharu dengan induksi Jamur Fusarium. Gaharu adalah resin wangi
bernilai tinggi sebagai hasil dari infeksi jamur Fusarium pada pohon penghasil
Gaharu dari keluarga Thymeleaecea. Inovasi bioinduksi ini dapat melipatgandakan
produksi Gaharu yang akan berdampak positif bagi masyarakat pengumpul Gaharu,
sekaligus melestarikan pohon penghasil Gaharu di alam.
d. Papan partikel tanpa perekat
sintesis (Binderless Particle Board) dari limbah industri perkayuan dan
pertanian. Inovasi ini mengembangkan proses pembuatan papan partikel tanpa
menggunakan perekat. Papan partikel yang dihasilkan memiliki sifat fisis dan
mekanis yang cocok digunakan untuk bagian interior yang tidak menerima beban
tinggi, dan karena tidak menggunakan perekat formaldehida maka aman bagi
kesehatan.
e. Penerapan teknik guludan dalam
penanaman mangrove pada lahan yang terendam air masin yang dalam. Teknik
guludan diterapkan untuk melestarikan hutan bakau pada lahan yang tergenang air
cukup dalam, baik yang berarus tenang maupun yang berarus keras. Teknik ini
dapat mengembalikan hutan bakau yang rusak terabrasi.
f.
Panel sandwich dari bambu untuk
komponen pra-pabrikasi. Panel sandwich adalah produk komposit yang terdiri dari
lapisan tipis kayu lapis berkekuatan tinggi di sebelah luar, direkat dengan
lapisan inti (core) di bagian tengah yang lebih tebal yang terbuat dari
potongan bambu-bambu yang disusun secara vertikal. Produk ini selain ringan,
memiliki rasio kekuatan dan kekakuan yang tinggi, sehingga dapat diaplikasikan
untuk dinding, lantai, maupun plafon suatu bangunan.
2. Budidaya
Budidaya
tanaman penghasil kayu bisa menjadi salah satu cara mengatasi kelangkaan kayu.
Tanaman
yang menjadi kelompok budidaya antara lain:
a. Sengon
Sengon (Paraserianthes falcataria) termasuk famili
Mimosaceae, keluarga petai – petaian adalah pohon yang tumbuh cepat yang banyak
terdapat di Indonesia. Sengon dapat tumbuh mulai dari pantai sampai dengan
ketinggian 1600 mdpl tetapi sengon optimal pada ketinggian sampai 800 mdpl.
Sengon secara alami tumbuh di Maluku, Papua hingga Kepulauan Solomon. Sengon
termasuk tumbuhan paling cepat tumbuh (fast growing species) dimana
dapat tumbuh tinggi hingga 7 meter per tahun pada tahun pertama penanaman.
b. Jabon
Jabon adalah Tanaman Kayu Keras yang cepat
tumbuh, Tanaman Jabon termasuk famili Rubiaceae ini tumbuh baik pada
ketinggian 0 – 1000 meter dari permukaan laut, pada jenis tanah lempung,
podsolik cokelat dan aluvial lembab yang umumnya terdapat di sepanjang sungai
yang ber-aerasi baik.
Selain
kedua jenis pohon diatas, masih terdapat banyak lagi pohon penghasil kayu yang
bisa di budidaya.
c. Mahoni
Mahoni adalah
anggota suku Meliaceae yang mencakup 50 genera dan 550 spesies
tanaman kayu.
Mahoni
mempunyai kayu bisa digunakan untuk konstruksi.
3. Menggunakan
material lain
Kecanggihan
teknologi bisa menjawab efek kelangkaan kayu yang terjadi di Aceh, yaitu dengan
hadirnya produk yang bisa menggantikan fungsi kayu dalam suatu konstruksi.
Beberapa material tersebut antara lain:
a. Kuda-kuda
baja ringan
Kuda-kuda
baja ringan bisa menggantikan fungsi kayu sebagai kuda-kuda.
b. Kusen
staenlees
Kusen
stainless dapat menggantikan fungsi kayu sebagai kusen.
Itulah beberapa solusi yang penulis tawarkan untuk
mengantisipasi kelangkaan kayu yang terjadi di Aceh.
E. KESIMPULAN
Kelangkaaan
kayu adalah berkurangnya persediaan kayu untuk kebutuhan konstruksi. Kelangkaan
kayu disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain pembalakan liar, bencana
alam, kebakaran hutan, serta meningkatnya kebutuhan penggunaan kayu.
Kelangkaan
kayu memberikan beberapa efek bagi kebutuhan konstruksi di Aceh yaitu terjadi
kenaikan harga kayu serta kayu sulit diperoleh..
Solusi
untuk mengantisipasi kelangkaan kayu antara lain:
1. Menggunakan
inovasi pengolahan limbah kayu yang ekonomis
2. Budidaya
3. Menggunakan
Material pengganti kayu.
F. SARAN
Untuk
mencegah kelangkaan kayu, maka sudah menjadi tanggung jawab kita semua untuk
berpartisipasi. Caranya adalah dengan menerapkan solusi yang tersebut di atas.
DAFTAR PUSTAKA